Langsung ke konten utama

Postingan

Sinkronisasi Era Modernisme dengan Kebudayaan Nusantara

Pengaruh modernisasi, menjadi suatu problem dimana dapat menghilangkan unsur budaya yang dulunya sangat melekat di masyarakat. Sehingga tidak menutup kemungkinan, banyak dari kita yang lupa akan menjaga kelestarian budaya. Di era digitalisasi sekarang, media massa menjadi tombak utama untuk menyalurkan pesan/informasi kepada khalayak, dalam hal ini berkaitan dengan pelestarian kebudayaan. Mengapa saya sebut demikian? Menurut saya, kalau kita tela'ah lebih dalam lagi, tujuan dari "pelestarian" kebudayaan salah satunya adalah untuk menampilkan/memperkenalkan suatu budaya yang masih asri/terjaga kelestariannya yang nantinya juga akan dinikmati oleh masyarakat, sekaligus sebagai bentuk upaya pelindungan dan pelestarian dari ancaman modernisasi. Sebenarnya modernisasi bukanlah suatu hal yang menjadi suatu hambatan untuk kita dalam upaya menjaga dan melestarikan budaya. Namun tergantung bagaiamana kita untuk terus berupaya dalam memanfaatkan era digital sekarang dengan tujuan m
Postingan terbaru

KESENJANGAN GENDER DALAM PERUSAHAAN

  Persoalan tentang kesetaran gender masih menjadi tantangan klasik di seluruh dunia, dimana perempuan masih menerimakesenjangan perlakuan disbanding karyawan laki-laki. Ketika ingin memahami tentang perempuan dalam kesenjangan gender di perusahaan, maka kita perlu sepakat bahwa karyawan perempuan kurang mendapatkan kepercayaan untuk berada di jabatan atau posisi strategis karena dinilai tidak mampuan untuk mendapatkan kepercayaan dari atasan untuk menyelesaikan tugas-tugas sulit dan cenderung mendapatkanupah yang lebih sedikit dibandingkan laki-laki. Dari kesepakatan tersebut tampak adanya pembagian atas duakelompok yang bertentangan antara karyawan perempuan dengan karyawan laki-laki. sejak dulu perempuan selalu dipandang sebelah mata dan selalu menjadi yang nomor dua. Hal ini terjadi karena kaum laki-laki ragu untuk membahastentang kesetaraan gender, tidak ingin kehilangan posisi penting, serta meragukan kemampuan seorang perempuan. Menurut data World Economic Forum pada tahu